The Midnight Library.

 

"Between life and earth, there is a library and within that library, the shelves go on forever. Every book provides a chance to try another life you could have lived. To see how things would be if you had made other choices… Would you have done anything differently, if you had the chance to undo your regrets."

Nora Seed, wanita berusia 35 tahun yang tiba di satu titik kehidupan di mana dia merasakan hidupnya tak lagi bermakna. Pelbagai hal yang berlaku disekitarnya menyebabkan dia berasa sangat tertekan dan kosong lalu mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Keajaiban lalu membawa dirinya ke sebuah perpustakaan bernama The Midnight Library di mana dia diberi peluang untuk menjalani pelbagai versi kehidupan yang berbeza. Sebuah peluang untuk mengetahui, apakah yang akan terjadi sekiranya dia mampu mengubah pilihan-pilihan hidup yang dipilihnya sebelum ini?

"Every life contains many millions of decisions. Some big, some small. But every time one decision is taken over another, the outcomes differ. An irreversible variation occurs, which in turn leads to further variations..."

Antara hal yang saya suka dengan novel ini;

• Saya suka dengan konsep perpustakaan dan buku yang digunakan sebagai metafora kehidupan. Seperti satu kata-kata yang kita biasa dengar, “hidup umpama sebuah buku.” Dan saya selalu percaya, kehidupan adalah buku kita sendiri. Kitalah yang menjalani dan menulisnya dengan pilihan-pilihan hidup berdasarkan ilham dan takdir aturan Tuhan Yang Maha Esa. Novel ni membawa mesej yang sama.

• Saya suka dengan penulis yang rajin memberikan tajuk pada setiap bab berbanding sekadar menggunakan angka. Tajuk pada setiap bab kadangkala mampu memberi gambaran sejauh mana kreatifnya seorang penulis bermain dengan kata-kata. Walaupun hanya tajuk yang pendek, ia mampu membangkitkan minat dan rasa ingin tahu pembaca untuk meneruskan pembacaan. 

• Mitch Albom dan Tere Liye antara novelis kesukaan saya kerana karya-karya mereka selalu membawa pengajaran-pengajaran hidup yang bermakna. Novel ini memberikan saya perasaan dan pemahaman yang sama seperti membaca novel-novel mereka. Ia mengingatkan saya dengan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu dan The Five People You Meet in Heaven.

• Ini novel fiksi kedua saya baca tahun yang ada menyebutkan tentang konsep Quantum Physics dan Schrodinger Effect. Novel pertama dalam siri Supernova: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh tempoh hari. Sekarang saya lebih faham dua konsep Fizik ni (selalunya kalau baca dalam buku rujukan atau artikel panjang berjela-jela). 

Pengajaran bermakna dari novel ini;

• "Never underestimate the big importance of small things." - Kadangkala ada pilihan mahupun keputusan yang kecil yang kita lakukan hakikatnya memberikan kesan yang sangat besar, kalau bukan hari ini mungkin di masa hadapan. Kita juga tak seharusnya memandang rendah dengan kemampuan kita untuk membuat perubahan pada hidup orang lain, baik kecil mahupun besar. Diri kita boleh saja menjadi alasan kepada seseorang untuk menjalani hidup yang lebih baik

• "You don’t have to understand life. You just have to live it." Kadang kita terlalu sibuk mempersoalkan kenapa? Kenapa? Dan kenapa? lalu hidup tak selalu terus memberikan jawapan dan kita telah banyak membuang masa. The only way to learn is to live. Teruskan sahaja kehidupan. Kelak, kita akan menemukan hikmah dan jawapan tersebut.

“When you have worries about things you don't know about, like the future, it's a very good idea to remind yourself of things you do know. The more she relaxed into it, the more things came to her.”      

• Kadangkala seseorang sememangnya ditakdirkan untuk pergi jauh dari hidup kita kerana mereka sememangnya 'toksik' dalam hidup kita (atau boleh jadi juga kitalah 'toksik' dalam hidup mereka). – ada satu watak dalam novel ni muncul dalam banyak versi kehidupan yang dipilih Nora dan boleh dikatakan dalam setiap versi tersebut, orang tu tetap 'toksik' dan memang wajar dilepaskan. 

Keseluruhannya, novel ini cukup menarik. Ia sangat sesuai dibaca oleh peminat novel yang kaya dengan pelajaran dan pengajaran hidup. :)

"We just have to close our eyes and savour the taste of the drink in front of us and listen to the song as it plays. We are as completely and utterly alive as we are in any other life and have access to the same emotional spectrum. We only need to be one person. We only need to feel one existence. We don't have to do everything in order to be everything, because we are already infinite. While we are alive we always contain a future of multifarious possibility."