Perempuan Pagi.



"I like it when my mother smiles. And I especially like it when I make her smile."

Ku sebut dia perempuan pagi. Lahir lebih cepat dari matahari terbit. Hidup sebelum kokok ayam bersahutan. Sebelum adzan subuh berkumandang. Kau tahu? Dia adalah perempuan segala dunia dan isinya.

Dia mengangkat beban sebelum mata-mata manusia terbangun. Dia mengangkat doa setinggi-tingginya hingga bergetar singgasana Tuhan di langit sana.

Ku sebut dia perempuan pagi. Perempuan yang menyiapkan segala kehidupan sebelum matahari bersinar terang. Melalui tangan dinginnya lahir berbagai macam kasih sayang. Mulai dari makanan yang nikmat dan usapan yang lembut pada wajah. Melalui mata tajamnya lahir berbagai macam cerita. Seandainya mata bisa berbicara, maka seluruh pembicaraan itu adalah sebuah kejujuran tentang cinta yang tak terbantahkan.

Ku panggil dia perempuan pagi. Perempuan yang mungkin sangat lelah tapi dia (katanya) bahagia. Sekalipun waktu dan tenaganya terkuras oleh rasa cinta. Sebuah wujud rasa yang terungkapkan dalam bersihnya rumah, sedapnya sarapan, lembutnya sentuhan. Sebuah cinta yang terungkap dalam doa-doa sunyi. Tidak kami tahu tahu tapi bisa dirasakan betapa dahsyat doanya turut memudahkan langkah ini.

Ku namai dia perempuan pagi. Perempuan yang setiap hari kupanggil ‘Ummi’.


- Perempuan Pagi; ©kurniawangunadi.



---
Everybody wants to save the Earth, but nobody wants to help Mom do the dishes. Do good to our parents first, and good will come to us :)

Comments