Orang-orang yang menulis (blog).


Lautan Langit; Kurniawan Gunadi.

Saya suka membaca kembali tulisan sendiri di blog ni. Sambil mengimbau semula hal-hal yang membuat saya menuliskannya. Mengingat semula rasa-rasa yang pernah ada. Seperti kamera yang digunakan untuk menangkap momen ke dalam sekeping gambar, tulisan pun salah satu perakam kenangan, kan? Cuma ianya disusun dengan abjab membentuk kata-kata yang dibaca. 


Menulis sama seperti berbicara. Dan kata Seno Gumira Ajidarma, menulis adalah suatu cara berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain, entah dimana. Jangankan menyapa dan menyentuh orang lain, kadangkala tulisan kita sendirilah yang menyentuh diri kita sendiri, sama ada sekarang mahupun nanti.


Seiring dengan perjalanan waktu, banyak hal yang berubah. Platform penulisan pun semakin luas dan semakin mudah. Hari ni kita boleh buat menulis dimana-mana, pada bila-bila masa. Kita boleh menulis dan buat thread di Twitter atau boleh juga menuliskan kapsyen di Instagram, less than a minute, kita dah boleh publish/post. Sangat mudah. Effortless.


Namun bagi saya semua tu tak sama rasanya dengan menulis di blog. Totally different. Ada semacam intimacy/kemesraan (haha is it the right word? I guess so) yang hanya saya rasakan bila menulis di dalam blog. Tanpa likes, hearts, followers dan hashtags. Di ruang blog ni semua tu tak penting.


Saya masih ingat lagi, duduk di library kampus untuk guna wifi semata-mata nak publish satu entry di blog ni sebab kadang line internet di asrama slow sangat. Zaman tu smartphone still rare lagi dan saya masih setia dengan phone tekan-tekan yang bateri tahan berhari-hari tu. Kadang menghabiskan masa seharian untuk hias blog, scroll Tumblr sebab nak cari gambar sesuai untuk entry blog, selongkar Youtube cari lagu best sambil cari inspirasi untuk tulis di blog. Segala effort yang dah semakin dilupakan bahkan mungkin ada orang yang tak sempat rasa semua tu. Mungkin sebab tu  saya masih di sini. I love effort. It teaches me patience. 


Sebenarnya tak kisah la di mana pun platform kita, tulisan tetap tulisan. Tetaplah menulis, ajaklah dirimu berbicara. Tulisan kita hari ini adalah kenangan untuk hari esok. Mengenang tentang apa saja yang sudah berubah. Mengenang bukan untuk bersedih-sedih, bukan juga tanda kita nak kembali ke masa lalu. Mengenang hanya akan menjadi sebahagian dari diri kita sendiri, yang boleh mengingat dan ‘berkaca’ untuk masa yang baru.




"Sejelek apa pun tulisanmu—entah itu dalam bentuk buku, caption di media sosial, blog, notes, atau di mana pun—hargailah. Sebab karya tetaplah karya. Menghargai hasil pemikiranmu sama saja dengan menghargai dirimu sendiri."



_______
I will keep writing, and reading, so I hope you will keep writing, too. :)

Comments

Post a Comment